Konstruksi perkerasan merupakan campuran aspal dan agregat. Aspal berfungsi sebagai perekat dan pengisi, sedangkan agregat sebagai tulangan / struktur perkerasan. Di dalam campuran keduanya bercampur dalam berbagai variasi tergantung gradasi agregat dan jenis campuran, Ada beberapa cara campuran yang biasa dikenal yaitu :
A. Berdasar fungsi campuran
- Lapis pondasi
- Lapis permukaan
- Lapis aus
- Lapis penutup
B. Berdasar kemampuan mendistribusikan beban
- Campuran yang bernilai struktural
- Campuran yang tidak bernilai struktural
C. Berdasar metoda konstruksi
- Metoda segregasi
- Metoda pra campur yang terdiri dari campuran panas (hotmix), campuran hangat (warm mix) dan campuran dingin / suhu kamar (cold mix)
Beberapa campuran yang umumnya dikenal adalah
1. Lapisan Penetrasi Makadam (LAPEN)
Merupakan campuran agregat dan aspal dengan gradasi terbuka dan seragam yang diikat dengan aspal dengan cara disemprotkan diatasnya dan dipadatkan lapis demi lapis. Campuran ini biasanya dipakai untuk lapis pondasi, bila sebagai lapis permukaan perlu laburan aspal dan agregat penutup. Campuran ini kurang kedap air, memiliki nilai struktural, cukup kenyal dan kekuatan utamanya adalah interlocking antara agregat pokok dan pengunci untuk lalu lintas ringan sampai dengan sedang. Proses konstruksinya adalah segregasi / pencampuran dilakukan saat penghamparan.
2. Lapis Tipis Aspal Pasir (LATASIR)
Merupakan campuran pasir bergradasi menerus dan aspal yang dicampur pada suhu minimum 120º C dan dipadatkan pada suhu minimum 98 – 110º C. Fungsi sebagai lapis penutup, lapis aus serta memberikan permukaan rata dan tidak licin. Bersifat kedap air, kenyal, tidak memiliki nilai struktural, tahan terhadap aus karena beban lalu lintas dan cuaca. Campuran ini merupakan campuran pra campur dengan hotmix yang cocok untuk lalu lintas ringan sampai sedang.
3. Lapuran Aspal (BURAS)
Campuran yang terdiri dari aspal taburan pasir dengan ukuran maksimum 3/8″. Fungsinya sebagai penutup yang menjaga permukaan agar tidak berdebu, kedap air, tidak licin dan mencegah lepasnya butiran halus, Campuran ini tidak memiliki nilai struktural dan digunakan pada jalan yang belum atau sudah beraspal dengan kondisi yang telah stabil, mulai retak atau degradasi, serta dapat digunakan lalu lintas berat. Konstruksinya segregasi.
4. Laburan Aspal Satu Lapis (BURTU)
Sama dengan buras tetapi dengan satu laburan satu lapisan agregat bergradasi seragam tebal 20 mm.
5. Laburan Aspal 2 Lapis (BURDA)
Merupakan pengembangan BURTU, dimana lapisan aspka ditaburi agregat dan dikerjakan 2 kali secara berurutan dengan tebal maks 35 mm
6. Lapis Asbuton Campuran Dingin (LASBUTAG)
Jenis ini terdiri dari agregat, asbuton dan bahan peremaja yang dicampur, diaduk, diperam dan dihampar serta dipadatkan dalam keadaan dingin. Fungsinya sebagai lapis permukaan, lapis aus, melindungi lapisan bawahnya dari cuaca dan air, mendukung lalu lintas dan permukaan rata tidak licin. Campuran ini memiliki nilai struktural dan kenyal serta dipakai untuk jalan lama maupun baru dengan kepadatan maksimum 12%, R min 15 m dan lalu lintas sedang. Pada LASBUTAG konvensional digunakan asbuton lolos saringan 1/2″ dengan waktu peram 3 x 24 jam.
7. Lapis Tipis Asbuton Murni (LATASBUM)
Pengembangan dan asbuton dengan mengekstraksinya untuk mendapatkan aspal murni yang dapat berfungsi seperti aspa minyak dengan campuran bahan peremaja pada suhu kamar. Dengan tebal padat maksimum 1 cm berfungsi sebagai garis penutup yang kedap air, kenyalm cukup awet dan tidak bernilai struktural.
8. Lapis Aspal Beton (LASTON)
Campuran beraspal dengan gradasi menerus yang dicampur pada suhu 115º C, dihampar dan dipadatkan pada suhu minimum 110º C. Campuran ini memiliki stabilitas tinggi dan dapat digunakan sampai lalu lintas berat. Dalam perencanaan terdapat 11 variasi gradasi yang dapat digunakan.
9. Lapis Aspal Beton Pondasi Atas (LASTON ATAS)
Campuran ini adalah laston untuk pondasi dan dicampur pada suhu 90 – 120º C dan dipadatkan dalam keadaan panas, Fungsinya sebagai penerus beban ke konstruksi di bawahnya tetapi kurang kedap air. Gradasi yang dipakai adalah terbuka dan dipasang diatas lapis pondasi bawah dengan bahan pengikat aspal tanpa bahan pengisi serta untuk mempercepat peningkatan jalan secara keseluruhan, terutama pada konstruksi bertahap.
10. Laston Bawah
Campuan ini sama dengan sebelumnya dan dicampur pada suhu minimum 80 – 120º C serta dipadatkan pada suhu minimum 80º C. Sifatnya tidak kedap air dan bergradasi terbuka, serta dipasang pada tanah yang telah stabil.
11. Lapis Tipis Aspal Beton (LATASTON) atau hot roll sheet / HRS
Campuran ini menggunakan agregat bergradasi senjang dengan aspal dan ditambah filler. Suhu pencampuran tergantung pada aspal sedang pemadatan pada saat suhu minimal 80º C. Tebal padat 2,5 cm – 3 cm dan tidak bernilai struktural
12. Hot Rolled Asphalt (HRA)
Merupakan campuran bergradasi senjang dengan sedikit agregat sedang (2,36 – 10 mm) dan pasir, mineral halus, aspal serta sedikit agregat kasar. Kekuatannya terletak pada jenis gradasinya sehingga mempunyai durabilitas tinggi serta fleksibel.
13. Stone Mastic Asphalt / SMA
Campuran ini bergradasi kasar seperti aspal porous tetapi rongganya terisi oleh mortar agregat halus / aspal. Karena gradasinya senjang, maka tahan terhadap alur serta berdurabilitas tinggi.