Ada 4 pokok permasalahan sumber daya air di Indonesia yaitu ketahanan pangan, penyediaan air baku untuk rumah tangga, konservasi sumber daya air, dan permasalahan banjir. Berikut adalah penjelasan keempat poin tersebut :
1. KETAHANAN PANGAN
- Indonesia masih menjadi negara pengimport beras.
- Alih fungsi lahan beririgasi teknis rata-rata 40.000 ha per tahun, bahkan dalam periode 2001 s/d 2003 tercatat 610.590 ha.
- Yang terjamin melalui waduk hanya 80.000 ha, selebihnya sangat rentan terhadap kekeringan dan banjir.
- Kegagalan panen akibat kekeringan dan banjir di Indonesia, rata-rata 90 ha per tahun.
- Kemarau panjang tahun 1991, 1994 dan 1997 mengakibatkan import beras 4,5 juta ton.
- Kebutuhan OP jaringan irigasi hanya dapat terpenuhi sekitar 40 % – 50 % dari AKNOP.
2. PENYEDIAAN AIR BAKU UNTUK RUMAH TANGGA
- Meskipun rata-rata ketersediaan air per kapita Indonesia 15.500 m3/kapita/tahun, tetapi tidak merata di setiap waktu dan wilayah.
- Peningkatan kebutuhan air baku per tahun akibat pertambahan jumlah penduduk.
- Pulau Jawa yang luasnya hanya 7 % daratan Indonesia harus menopang 65 % jumlah penduduk Indonesia, padahal di pulau ini hanya tersedia 4,5 % potensi air tawar nasional.
- Indeks Penggunaan Air (IPA) WS Ciliwung-Cisadane melampaui 1,20 (129,4 %) pada tahun 1995.
- Ketersediaan air sepanjang tahun sangat fluktuatif, misal : Q Cimanuk musim hujan=600 m3/s, Q musim kemarau=20 m3/s.
- Pencemaran sumber air permukaan di berbagai wilayah perkotaan.
- Terbatasnya prasarana pengelolaan air baku, jaringan distribusi air minum mengakibatkan terbatasnya daerah yang dapat dilayani.
3. KONSERVASI SUMBERDAYA AIR
- Meluasnya lahan kritis (13,1 jt Ha pada tahun 1992, kini sudah mencapai > 18,5 Jt Ha).
- Kerusakan hutan rata-rata saat ini 1,6 jt Ha
- Meningkatnya sebaran DAS kritis (22 DAS kritis pada tahun 1984, menjadi 39 DAS pada tahun 1992, meningkat menjadi 62 DAS pada tahun 1998)
- Pencemaran sungai di Jawa, Sumatra dan Kalimantan.
- Degredasi sungai akibat penambangan galian C di Jabar, Banten, Jateng, Bali, NTB dan Sumbar.
- Penyusutan luasan perairan danau, rawa, sungai dan telaga akibat pendangkalan, gulma, alih fungsi kawasan lindung, buangan bahan tambang.
- Penyusutan luas daerah resapan air akibat pengembangan permukiman, perindustrian, serta pemekaran wilayah administrasi.
4. BANJIR
- Dari 5590 sungai induk tercatat 10 % diantaranya sering mengalami banjir.
- Frekuensi dan penyebaran daerah rawan banjir semakin meningkat akibat perubahan iklim global kerusakan DAS, alih fungsi lahan pada kawasan resapan air dan daerah penampung banjir.
- Dari sekitar 1,4 Jt Ha daerah rawan banjir, baru sekitar 30% yang tersentuh penanganan.
- Rencana penanganannya lebih banyak yang bersifat parsial. Kegiatan yang ditangani pun lebih dominan pada solusi yang bersifat symptomatic (menangani gejalanya : tanggul, sudetan, kanalisasi).
- Penanganan yang bersifat symptomatic (penanganan gejala) dipresepsi secara keliru terutama oleh masyarakat yang tinggal di daerah rawan banjir.
- Pembangunan prasarana pengendali banjir kurang memperhatikan kapasitas penyediaan dan OP prasarana yang dibangun.
1 Comment
Dalam program transformasi Bangsa Pak Prabowo memiliki konsep bagaimana Indonesia harus menjadi berdaulat di bidang pangan serta sumber daya air, yaitu :
1.Merehabilitas Daerah Aliran Sungai (DAS) dan sumber air
2.Mencetak 2 juta hektar lahan baru untuk meningkatkan produksi pangan antara lain beras, jagung, sagu, kedele dan tebu yang dapat mempekerjakan lebih dari 12 juta orang